Proses sebaliknya adalah perubahan fase gas ke fase cair dan dari fase cair ke fase padat.
Perubahan dari fase gas ke fase cair zat melepaskan kalor dan temperaturnya turun. Dalam
perubahan fase ini dikenal titik embun dan kalor yang terlibat di dalamnya disebut kalor
pengembunan. Proses perubahan fase gas ke fase cair disebut mengembun.
Sedangkan pada proses perubahan fase cair ke fase padat dikenal titik beku dan kalor yang
terlibat di dalamnya disebut sebagai kalor pembekuan. Proses perubahan fase cair ke fase
padat disebut membeku.
Jika kondisi alam memungkinkan, maka fase gas dapat berubah langsung ke fase padat atau
sebaliknya. Perubahan dari fase gas ke fase padat disebut menyublim. Dalam peristiwa
menyublim dikenal titik sublimasi dan kalor yang terlibat di dalamnya disebut kalor
sublimasi. Sedangkan perubahan dari fase padat ke fase gas disebut melenyap (ada orang
yang menyebut menyublim). Dalam peristiwa melenyap dikenal titik lenyap (ada orang yang
menyebut titik sublimasi) dan kalor yang terlibat di dalamnya disebut kalor pelenyapan (ada
orang yang menyebut kalor sublimasi).
Dari uraian tersebut di atas dikenal temperatur tetap pada perubahan fase zat, yaitu:
1. titik embun = titik uap
2. titk lebur = titik beku dan
3. titik sublimasi = titik lenyap.
Dari uraian tersebut di atas juga dikenal istilah kalor laten, yaitu kalor yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat perubahan fase zat. Kalor laten tersebut adalah:
1. kalor pengembunan = kalor penguapan
2. kalor lebur = kalor beku dan
3. kalor sublimasi = kalor pelenyapan.
Konsep temperatur juga dapat difahami melalui ilustrasi berikut.
Gambar 2.4 melukiskan adanya partikel udara dalam suatu wadah. Masing-masing partikel
udara mempunyai massa = m dan kecepatan = v. Partikel udara bergerak kesana-kemari,
bertumbukan dengan partikel lainnya dan bertumbukan pula dengan dinding wadahnya.
Andaikan tumbukan yang terjadi lenting sempurna, maka kelajuan partikel udara adalah
tetap, cuma arahnya yang berubah.
Partikel udara punya massa dan bergerak dengan kecepatan tertentu, maka partikel udara
mempunyai momentum sebesar p = mv dan mempunyai energi kinetik sebesar
Ek = ½m v 2.
Andaikan jumlah total massa partikel udara dalam wadah adalah M dan kecepatan rataratanya adalah vave, maka energi kinetik total partikel udara dalam wadah adalah EK = ½ mvave2.
Akibat gerakan partikel udara dalam wadah, maka udara mempunyai temperatur
sebesar T. Harga tempertaur ini sebanding dengan energi kinetik total partikel udara dalam
wadah, yaitu:
T = ⅔ EK / k = ⅓ M vave2 / k . . . . . (2.4)
dengan k = konstante Boltzmann = 1,37 x 10 –16 erg / atom K = 1,37 x 10 –16 erg / mole
K = 1,36 x 10 –25 L atm / mole K = 1,38 x 10 –23 J / mole K.
Jumat, 13 Maret 2015
Home »
» Konsep Temperatur dan Hukum ke Nol Termodinamika "bagian 3"
0 komentar:
Posting Komentar