Seperti telah dijelaskan di atas, jenis-jenis termometer bergantung pada sifat fisis zat
(thermometric property) yang digunakan. Jenis-jenis termometer yang lazim digunakan
antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Termometer Gas Volume Tetap
Sesuai dengan namanya, termometer ini dibuat berdasarkan pada perubahan tekanan gas
karena adanya perubahan temperatur. Volume gas dapat membesar karena kenaikan
temperatur yang diikuti oleh penurunan tekanan gas dan dapat mengecil karena penurunan
temperatur yang diikuti oleh kenaikan tekanan gas. Jadi, pada termometer gas volume tetap,
thermometric property-nya adalah tekanan gas (p) yang diwakili oleh perubahan panjang
kolom air raksa (raksa). Ini berarti p = p ( T ). Adapun bentuk skematis termometer gas
volume tetap seperti dilukiskan pada gambar 2.7 berikut.
Bagaimanakah cara kerja termometer gas volume tetap seperti gambar 2.7 ?
Apabila benda yang akan diukur temperaturnya (A) disentuhkan pada bola B, maka gas
dalam bola B akan memuai dan mendesak air raksa dalam pipa C ke bawah dan dalam pipa E
ke atas. Pipa C dan pipa E dihubungkan dengan pipa karet D yang lentur dan dapat ditarik ke
bawah atau ke atas.
Apabila gas bola B memuai dan mendesak air raksa dalam pipa C, maka volume gas
bertambah.
Agar volume gas tetap seperti semula, yaitu pada pengatur permukaan raksa,
maka pipa karet D dapat dinaikkan atau diturunkan, sehingga volume gas pada bola B dapat
dijaga tetap.
Pada keadaan 1, misalnya pada titik tetap es yang sedang melebur atau air yang sedang
membeku di bawah tekanan udara luar 1 atmosfer, tinggi raksa adalah h1 dan tekanannya p1 .
Pada keadaan 2, misalnya pada titik didih air atau titik embun air di bawah tekanan udara luar
Jika kaki-kaki manometer mempunyai luas penampang yang sama, misalnya seluas A, tinggi
cairan raksa yang berada di atas tanda volume tetap (pengatur permukaan raksa) adalah h,
sedangkan massa jenis raksa adalah ρ, maka untuk percepatan gravitasi bumi g dan tekanan
udara luar sebesar po, berlaku persamaan-persamaan berikut.
p1 = po + ρ g h 1
p2 = po + ρ g h 2
p = po + ρ g h
Dengan menggunakan persamaan (p V / T) = C dengan volume V tetap dan subsitusi
sederhana dapat diperoleh persamaan:
T = T1 + {(h – h 1) / (h 2 – h 1)}{T2 – T1} . . . . . (2.8)
Dengan mengambil T1 = temperatur titik lebur es atau titik beku air pada tekanan udara luar 1
atmosfer = 00C = 273 K dan h 1 = tinggi raksa pada saat disentuhkan pada es yang sedang
melebur, serta T2 = temperatur titik didih air atau titik embun air pada tekanan 1 atmosfer =
1000 C = 373 K dan h 2 = tinggi raksa pada saat disentuhkan pada air sedang mendidih,
sedangkan h adalah sembarang posisi permukaan raksa di kaki E, maka temperatur T dapat
diketahui, karena temperatur T merupakan fungsi linier tinggi raksa h.
0 komentar:
Posting Komentar