Kamis, 30 April 2015
Home »
» 4 HUKUM DASAR TERMODINAMIKA
4 HUKUM DASAR TERMODINAMIKA
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu:
• Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan
lainnya.
• Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan
kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum
universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan
panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum
dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi
dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya , yang
dikatakan oleh James Presscottyang melalui eksperimen-eksperimennya
berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat dikonversikan.
Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudofl Clausiuss pada1850:
"Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang
diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan
lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
• Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung
untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.
Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa
adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh
dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha
mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor
memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta
adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor
beruang kutup tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan
mencair karena kalor dari tubuhberuang tersebut. Akan tetapi beruang
tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk
menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki
arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua
adalah studi tentang messin kalor.
• Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum
ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati
nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur
kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi DSt yang
berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada
T=0.
Transisi yakni perubahan fisika, dalam zat (misalnya belerang) dari
struktur A (rombik) ke B (monoklinik) pada suhu normal disertai dengan
perubahan entropi; ini diilustrasikan secara skematik di ilustrasi T8.
Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati 0 K,
perubahan entropi transisi DSt menurun. Karena 0 K tidak dapat dicapai
secara eksperimen, hal ini diungkapkan secara matematik
Lim DSt = 0, T=0
Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan
ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat
ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali
berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan
derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh
karena itu tidak akan ada perubahan entropi.
0 komentar:
Posting Komentar